Di minggu yang mestinya bahagia ini, aku malah terduduk lemas. Mestinya bahagia, karena abi dan ummi datang hari rabu untuk acara kelulusan SMA (MAN, to be exact) adek Tasya. Dan aku sudah sangat bersemangat menyambut mereka sejak pagi di stasiun Gambir. Biar capek dikit jalan geret2 koper, yang penting nanti bisa kumpul sekeluarga.
Tapi apa lacur, sudah kukerjakan Progress Test hari itu secepat mungkin agar bisa segera nyusul abi, ummi, dan adek ke IC Serpong, sampai sana aku malah mendadak dangdut. Bukan deng, mendadak demam. Pas wudhu dhuhur, kok rasanya badan panas dari dalam. Tapi ya karena solat dibawa enjoy aja. Eh pas uda balik ke venue wisudaan (GSG) kok ya demamnya makin tinggi. Dan keadaan terus memburuk sepanjang hari itu, sampai pada keadaan gabisa ngapa-ngapain cuma naro kepala doang di meja. Bahkan ketika sorenya diajak makan pasca wisuda ke Living World Alam Sutra, untuk jalan ke musholla mau maghriban pun gakuat. Jadilah solat kelesotan di lantai Dapoer Penyet, dengan sajadah dua lembar kresek *mukamelas*. Bahkan malemnya makin parah, demamnya ga sembuh eh plusplus diare +++.
Melihat keadaanku yang sungguh menyedihkan dan tidak membaik esoknya, malah memburuk, rupanya ummi dan abi ga tega. Mestinya mereka dan adek pulang ke Malang Kamis sore itu, dengan Gajayana. Tapi karena akunya uda kaya zombie, ummi terpaksa menjual tiketnya dan tinggal untuk nyusterin aku. Oh ummi, apalah diriku ini tanpamu :")
Perlu diingat bahwa Jumat adalah jadwal ujian Sumatif 1 Modul Hematologi-Onkologi, dan sebelum ujian juga ada diskusi kelompok. Karena tidak memungkinkan, terpaksa aku ijin. Ini pertama kali aku ijin diskusi kelompok selama 3 taun jadi mahasiswa FKUI, ijin ujian pula. Sialnya hari itu adalah diskusi kelompok terakhir di FKUI, karena setelah ini kami FKUI 2010 akan masuk klinik dan gada lagi yang namanya diskusi kelompok. huhu, guess i missed the foto-foto session ;(
Intinya sejak Rabu malam - Jumat itu aku diare ga sembuh-sembuh. Karena uda belajar (ciee) aku mendiagnosis diriku ini diare karena infeksi bakteri (gatau darimana ya, perasaan makanku bersih-bersih aja). Dokter yang meriksa aku pas hari Kamis pun setuju, dan aku dikasi antibiotik Cefadroxil. Yang tidak aku tau, Cefadroxil ini dosisnya 2 kali sehari, dan tidak ada indikasinya buat diare. Entah apa yang dipikirkan dokter itu pas meriksa aku. Akunya juga bego sih, ga cek dulu dosis dan indikasi obatnya padahal uda belajar -__-. Kuminum itu Cefadroxil 3 kali sehari, kok diarenya bukannya sembuh malah makin parah, jadi berdarah dan perutku aduhai sungguh mules tiada tara. Sebelumnya nggak padahal. Dan setelah kucek-cek, ternyata Cefadroxil memiliki efek samping: mulas dan diare berdarah. Apa-apaan ini, sudah ga ada indikasi diare, malah bikin efek samping diare berdarah. Akhirnya bermodalkan slide kuliah modul gastrointestinal, aku kembali mendiagnosis ulang diriku sendiri. Demam ++, muntah -, diare berdarah +++, mulas +++ adalah ciri-ciri infeksi Shigella, dan obatnya bisa pake Amoxicillin. Yaudah aku ganti amoxicillin.
Dan aku bersyukur banget ada ummi yang tinggal di situ. Aku dibikinin bubur. Ga kebayang kalo gada ummi, ga bakalan deh aku makan. Wong bubur uda siap tinggal disuapin aja aku masih gamau makan, apalagi kalo kudu nyari makan sendiri :"") Pokoknya ada ummi jadi keurus banget, makan disuapin, kamar dibersihin, kaki dikaoskakiin, perut diminyakkayuputihin, diselimutin, dipijitin, didoain, dibangunin solat. Hiks, ummi lah ibu terbaik sedunia.
Alhamdulillah entah karena cefadroxilnya berhenti atau bakterinya uda keluar semua atau perawatan nomor satu ummi, pada hari Sabtu aku uda nafsu makan lagi. Dipesenin pizza hut trus makan berdua sama ummi ya walopun setelahnya mules-mules lagi hahaha. Dan pada hari Ahad aku uda bisa solat sambil berdiri, uda mau diajak ummi ke Istiqlal juga, ikut pengajian, walopun dengan langkah tertatih dan muka mbah-mbah wkwk. Karena surat dokter cuma sampe 2 Mei, aku Senin juga uda musti masuk kuliah lagi. Ummi pun pulang Ahad sorenya, kembali menemui tanggung jawabnya yang lebih banyak di Malang.
pizzahutdelivery |
Senin sebenernya aku periksa lagi k dokter kampus, trus katanya malah amoxicillin juga bukan buat saluran cerna #malu #namanyajugadiagnosissendiri. Jadinya aku dikasi antibiotik baru, kotrimoxazol. Wuidih uda banyak kali antibiotik yang masuk badanku, semoga aja bakteri-bakteri di badanku ga jadi resisten semua ya :") #serem
Alhamdulillah berkat doa banyak orang dan kasih sayang Allah, keadaanku makin membaik. Sekarang uda ga diare lagi, tinggal mules-mules aja. Belum bisa puasa lagi, tapi insya Allah soon. Doakan ya ;)
Yang jadi pelajaran kali ini adalah,
1. Betapa sakit itu sangat ga enak. Bikin gabisa ikut ujian dan foto-foto diskusi terakhir. Gabisa menikmati makanan enak Living World, gabisa menikmati momen wisuda adek yang mestinya sangat menyenangkan. Jaga kesehatan, ya!
2. Manusia cuma bisa berencana, tapi Allah lah bosnya. Boleh aja aku seneng-seneng mau jalan sama keluarga pasca wisudaan, rencana ini-itu. Tapi dengan satu pukulan diare, semua batal. Tapi gantinya? Ummi tinggal menemaniku 5 hari, dan itu sangat lebih dari cukup. Aku uda pingin pulang sejak awal Mei lalu, dan ga jadi-jadi. Eh sama Allah malah umminya yang dikirim nemenin aku. "Dan Allah Mengetahu, sedangkan kamu tidak mengetahui" :)
muka pucet, ini hari kamis |