Selalu aku berkata
ketika orang memuji milikku
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan
bahwa uangku hanya titipan
bahwa mobilku hanya titipan
bahwa rumahku hanya titipan
bahwa karirku hanya titipan
bahwa anakku hanya titipan
bahwa badan sehatku hanya titipan
bahwa waktuku hanya titipan
TETAPI mengapa aku tak pernah bertanya
mengapa DIA menitipkannya padaku?
Untuk apa DIA menitipkannya padaku
Dan..
kalau bukan milikku
Apa yang harus kulakukan dengan milikNYA ini?
Adakah aku memiliki hak
atas sesuatu yang bukan milikku
Mengapa hatiku justru terasa berat
ketika titipan itu diminta kembali
olehNYA ?
Ketika diminta kembali
Kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai petaka
kusebut itu sebagai ujian
Atau apa saja
untuk melukiskan bahwa itu adalah 'derita'
Ketika aku berdo'a
Kuminta titipan yang cocok
dengan keinginanku
Aku ingin lebih banyak uang, rumah, mobil
Aku ingin lebih top, keren, kinclong
dan kutolak sakit
kutolak kemiskinan
kutolak kegagalan
Seolah semua 'derita' adalah hukuman bagiku
Seolah..
Keadilan dan kasihNYA harus berjalan seperti matematika
Aku rajin beribadah
maka selayaknyalah derita menjauh dariku
dan nikmat dunia kerap memelukku
Kuperlakukan DIA seolah mitra dagang
dan bukan KEKASIH
Kuminta DIA membalas perlakuan baikku
dan menolak keputusanNYA yang tidak sesuai dengan
keinginanku
GUSTI,
Padahal tiap hari kuucapkan
hidup dan matiku hanya untukMU
mengabdi kepadaMU
"ketika langit dan bumi bersatu
bencana dan keberuntungan sama saja"
Malang 13 Jan 2010
Inspired by WS.Rendra Almarhum
No comments:
Post a Comment