Wednesday, November 21, 2012

Sebenarnya Cinta

Sering mungkin kita mendengar ungkapan "Cinta itu rela melepaskan" dan semacamnya. Saya harus katakan, sulit buat kita untuk meresapi makna kata-kata tersebut, sampai kita mengalami sendiri yang namanya "ditinggalkan cinta".

 Bayangkan saja rasanya, orang yang kamu cintai, bilang padamu bahwa dia ingin pergi jauh. Tentu dalam hati kamu tak rela. Kamu tak ingin dia jauh-jauh darimu. Sudah siap mulut melontarkan sejuta alasan, tapi semua teredam saat kamu berbicara dengannya. Dia menceritakan rencanya kepergiannya dengan mata berbinar dan tertawa-tawa, seolah semua kebahagian masa depannya terletak di tempat yang jauh itu. Pergi jauh adalah cita-citanya, harapan hatinya, mimpinya. Bisa apa kamu yang cuma seorang pecinta menghalangi dia menyongsong cita-cita? Semua kata pencegahan rasanya tercekat di tenggorokan, dan kamu tak punya pilihan lain selain menunjukkan muka yang ikut cerah dan mata yang ikut berbinar di hadapannya, mendukung sepenuhnya akan kepergiannya. Walau dalam hati sungguh kamu tak berharap dia pergi. Tapi pecinta sejati rela melepaskan bukan? Rela memberikan segalanya demi kebahagiaan yang dicintainya? Bukankah begitu?

Atau bayangkan saja rasanya, ketika orang yang sangat kamu sayangi akhirnya menemukan pelabuhan hatinya. Dulu dia selalu ada buat kamu, selalu mendengarkan kamu, selalu membelamu, selalu menyayangimu sepenuh hati. Sekarang? Oh tentu saja kamu boleh yakin bahwa dia masih menyayangimu. Tapi kamu bukan lagi yang pertama baginya. Kamu harus rela dinomorsekiankan. Semanis apapun mulutnya berkata "aku masih sayang kamu kok, kita kan akan selalu bersama" Tapi tentu saja, semua hanya di mulut. Kenyataannya life goes on. Sekeras apapun kamu (dan dia) berpura-pura tak ada yang berubah sejak dia berlabuh, tentu akan ada perubahan. Kamu dan dia tak akan pernah bisa sedekat dulu lagi. Namun roda kehidupan terus berputar kan? Jika kamu tulus menyayanginya, kamu pun rela melepaskannya berbahagia bersama orang lain. Sudah dari sananya begitu.


Sakit memang memendam cinta. Tapi kalau memang cinta yang kita rasakan ini tulus, murni, sepenuh hati, dan karena Allah, melihat dia berbahagia dari jauh saja sudah cukup. Sungguh sangat cukup.


To you who i love. I will ALWAYS love you no matter what. I wish you happiness ever after.

No comments:

Post a Comment