Akhirnya setelah KKD (kepo-kepo dikit), didapatlah kepanjangan resmi dari PHP > Pemberi Harapan Palsu
contoh:
A: Eh punya hand sanitizer ga? mau makan gorengan nih
B: Punya kayaknya, di tas tuh, ambil aja
A: (Ubek-ubek) Mana kok ga ada?
B: Eiya ding, tadi aku ganti tas, jadi ga kebawa hand sanitizernya hehe sori ya
A: Yeee PHP luu
Papa: Yang, nanti malam makan di Pizza Hut yuk
Mama: Ayo ayo...asiik gausah masak
Papa: Iya, papa kan bosen dimasakin steak tempe melulu hehe
Mama: Haha, padahal Mama niatnya tadi mau masak tenderloin steak au coq puofle le mis.
Papa: Wah apaan tuh, yaudah deh gajadi ayo kita mkan poufle le mis aja
Mama: aah Papa PHP ah.. >:0
Dapet kan gambaran penggunaan kata PHP. Sedih ya di PHPin sama orang, sudah kadung melambung harapan, apa dikata yang kuterima harapan palsu.
Setelah kurenungi, aku menyadari bahwa aku sering sekali PHP sama orang. Diundang rapat, bilang bisa dateng, eh pada akhirnya nggak bisa kaarena ini dan itu. Disuruh dateng jam7, bilang iya, eh jam7 baru berangkat dari kosan. Diminta dosen baca buku X, bilang oke dok, tapi mana pernah baca buku X haha. Dari hal2 simpel macam begitu, sampai hal2 yang cukup rumit (misalnya...cinta
Padahal kalo aku liat, orang2 PHP itu kejam ya. Sudah melambungkan harapan orang tinggi2, malah diingkari. Sedikit beda dengan ingkar janji sih. Kalo ingkar janji, pas berjanji, dia belum tau akan mengingkarinya. Tapi kalo PHP, sejak awal dia tahu tidak akan bisa memenuhinya, tapi tetep aja bilang iya, oke, sip. Nah menurutku sih malah jahatan orang PHP ya, kalo digambarinnya seperti itu. Padahal nih orang ingkar janji kan munafik, terus PHP lebih buruk dari munafik? Benarkah demikian?
Nah, sekarang kita bahas tentang Orang Jawa (loh tiba2 banting setir haha) lah iya judulnya kan 'PHP dan Orang jawa'. Orang Jawa, terkenalnya sih di Indonesia sebagai suku yang lemah lembut, sopan santun, dan menghormati orang lain (ohyaaa haha, rasis). Nah ini poinnya. "menghormati orang lain". Ibuku pernah bilang, kalo orangtua atau orang lain minta sesuatu, meskipun kamu tau kamu gabisa menunhinnya, bilang aja iya dulu, biar orangnya lega. >> PHP detected!
Meskipun setelah kutanyakan lagi sama Ibu, maksut beliau bukan PHP gitu, tapi ya seenggaknya dengan bilang "iya" kita akan berusaha sekuat mungkin memenuhi omongan kita, karena yang kita "iya"in tadi kan orang yang kita respekin. Hmm, masuk akal juga sih. Tapi in the end kalo ga bisa menunhin, PHP dong?
No comments:
Post a Comment