Allah bilang, "Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela". Mengingatkan bahaya lisan yang bisa membawa seseorang kepada siksa neraka. Cuma segumpal otot memang, tapi kalo ga dijaga, bisa cilaka. Karena itu, mulutmu harimaumu. Jaga bener2, jangan sampai terkotori oleh celaan, umpatan, kata2 kasar. Ada hadits bilang "kalau tidak bisa berkata yang baik, lebih baik diam"
Karena itulah, kalau saya marah atau dikuasai emosi negatif, saya diam. Saya tau mulut saya bisa mengucapkan berbagai sumpah serapah saat saya sedang merasa super ga enak, makanya saya memilih pasang muka emosi (pinginnya sih poker face but believe me i'm hopeless at hiding emotions) dan menutup mulut. diam. ga bales sms. ga angkat telpon.
dan sekalinya saya sudah ga tahan, mulut saya bisa jadi sangat kejam. hari ini saja contohnya, saya lagi bad mood parah (thanks to you hormones) dan ummi telpon saya. saya cuma menggerundel, sampai ummi nanya "kenapa sih kakak bete terus" dan tumpahlah itu semua emosi. memang cuma ummi sih manusia yg bisa nenangin saya.
atau malam ini. when someone i tried to avoid for some reason i shouldn't write here, out of nowhere texted me. dia tampaknya sudah berusaha menghubungi saya beberapa minggu ini. tapi y namanya try to avoid, kudiamkan saja. sampai akhirnya dia mengatakan sesuatu yg bikin saya teringat hadits ttg memutus silaturahmi ga akan masuk surga. jadi saya balas smsnya. dengan ketus. dengan dingin. yeah i'm that bad.
maafkan saya kalo kata2 saya menyakiti. saya menyesal. tapi saya takut kalau saya teruskan malah akan jadi rumit. karena itulah saya memilih diam. tolong jangan paksa saya untuk bicara. saya cuma butuh diam. tenang. sampai saya sudah stabil kembali.
:')
ReplyDelete