So, weekend ini gw lonely lonely lonely lonely lonely lonely
lonely (harus banget 6 kali). Sabtu gw Cuma lari pagi di koridor kosan lantai 2
(et cause kesiangan dan panas kalo lari di luar), gegoleran doang di kasur,
baca Sherlock, bobo, nyuci, solat, makan, udah. Oiya, sama menikmati mentari
sore di atap sambil baca Kafka-nya Murakami. Pokoknya nerdy dan lonely deh.
Gawat kalo uda lonely gitu gw rentan galau.
Untungnya Alhamdulillah, Ahad gw akhirnya memaksakan diri
keluar walaupun mager. Setelah lari pagi (yang di koridor lagi akibat kesiangan
lagi), gw nutor Bahasa Arab di perpusnas depan Monas. Jadi, sudah beberapa
bulan ini gw volunteer di komunitas @faktabahasa sebagai tutor Bahasa Arab buat
regio Jakarta Barat-Pusat-Utara. Mayan, mengisi waktu dan refreshing Bahasa
Arab yang sudah lama pudar, hehe. Hari ini gw memutuskan memenuhi request adek2
tutoran gw untuk belajar tentang binatang dalam bahasa Arab. Ingat metode jaman
SD dulu yang paling efektif belajar mufrodat (vocab) adalah dengan lagu.
Jadilah gw melist binatang2 dan gw laguin pake lagu solawat badar. Hehe, mayan
looo adek2nya jadi cepet apal. Gw juga jadi apal setelah sekian lama lupa haha.
Pokoknya sesi tutorial kali ini seru deh.
Selesai tutorial, gw seperti biasa mampir ke musholla
Perpusnas untuk solat Dzuhur. Tapi ndilalah, airnya mati -____-“ Gw bergumam
apa gw solat di JCC aja ya, secara rencananya gw emang pingin ke JCC abis
nutor, mau liat Kompas Gramedia Fair dalam rangka memperingati ultah Gramedia
ke-40. Yaudah, gw jalan ke shelter Busway terdekat a.k.a shelter BI. Pas gw
jalan, eh gw melihat suatu masjid indah megah di kejauhan. Kayaknya itu masjid
BI yang terkenal itu deh. Gw ada rencana mengunjungi masjid ini dalam rangkaian
safari masjid sama temen2 (yang batal mulu karena pada sibuk). Yauda sekalian
aja gw memantapkan hati jalan ke masjid tsb. Mayan jauh bo, 500 meteran. Dan
yang menyakitkan adalah: pintu masjidnya tertutup, pagernya terkunci. Jam 2
siang. Ya ampyun, masjid cakep2 kok kuncian, kecewa sih. Untungny ibu2 baik di
depan masjid nunjukin musholla terdekat, yakni musholla IGD di RS sebelah
masjid BI. Haha, weekend pun RS lagi, RS lagi -__-. Alhamdulillah mushollanya
bersih dan nyaman.
Selesai sholat, gw tiba2 mager ke JCC. Yaa, mau ngapain juga
di sana, jauh2 paling Cuma nongkrong doang. Gw juga gada rencana beli buku,
lagi gada budget. Hmmmm, jalan pulang aja kali ya. Tiba2 ada pemandangan
menarik melintas di depan mata gw: bus double decker! Kyaaa langsung inget banget video klipnya One
Direction yang settingnya di atas bus double decker dan segala keklasikan
London di balik jendelanya :D Bus tersebut bertuliskan “Jakarta City Tour” dan
tertulis tujuan “Bunderan HI – Pasar Baru”. Wiii apa gw mau sok-sok turis aja
ya. Gw pun nanya ke Ibu2 penyapu jalan, beliau bilang gw bisa ngantri naik bus
city tour ini dari depan Museum Nasional.
Skalian aja deeeh gw masuk ke Museumnya. Bayar 5000, mayan
lah murah kok. Bangunannya bagus gituuu kaya Parthenon Yunani haha. Trus
dalemnya juga berisi macem2 koleksi yang oks banget. Gw jdi belajar banyak
kebudayaan Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Timor sampai ke Talaud. Kenapa
masyarakat Toraja membangun atap rumah berbentuk demikian, kenapa selalu madep
ke utara? Kenapa orang Papua pake koteka? Dari apakah koteka itu? Silakan liat
sendiri di Museum Nasional, hehe. Gw juga belajar banyak mengenai adat gw
sendiri, adat Jawa. Jadi tau susunan dan komponen2 gamelan jawa, dan wihiii
bisa bedain kenong dan bonang. Tau juga bentuknya Saron kaya gimana. Eeeh terus
juga inget lagi Pandawa lima, mulai dari Yudistira sampe Sadewa.
Selain Gedung Lama yang kaya Parthenon itu, museum Nasional
juga punya gedung baru yang lebih cakep dan gede. Gedung ini full AC, 5 lantai,
dengan koleksi yang ga kalah kerennya. Bisa liat juga pemandangan indah Jakarta
secara gedungnya berdinding kaca <3 p="">
3>
Puas liat-liat dan uda solat, gw pun bergabung dengan para
pengantri bus city tour di depan Museum. Hmmm cukup popular bo ternyata, maklum
gretong hahaha. Saat bus datang pun uda waswas ga dapet naik, tapi Alhamdulillah
gw dapet duduk walaupun ga di atas. Gapapalah, yang penting naik dulu.
Jadi ternyata dalam bus ini uda ada beberapa guide dan
polisi dengan emblem Polda Metro Jaya. Dan supirnya ternyata cewek loo. Saat
naik kami diwanti2 ama guidenya bahwa gaboleh ada penumpang berdiri, AC jangan
ditutup, dilarang makan minum, dan penumpang Cuma boleh satu puteran, dan disuruh follow twitternya @JakartaCityTour. Sayangnya hp gw mati, boro2 twitter, mau mendokumentasikan bus keren ini aja gabisa :')
Karena gw
naik dari Museum Nasional, jadi gw Cuma boleh naik sampe bus ini berhenti di
Museum Nasional lagi. Bus ini akan berhenti di Museum Gajah, Gedung Kesenian
Jakarta (GKJ), dan Sarinah. Wihiii perjalanan sebagai turis pun dimulaai. Sampai
GKJ Alhamdulillah gw bisa pindah duduk di atas :p (norak). Sepanjang jalan, guidenya
banyak cerita mengenai sejarah Jakarta dengan cukup gokil. Ini beberapa
pengetahuan yang gw dapet selama naik City Tour.
- Tau ga sih kalo ternyata Museum Nasional Indonesia alias Museum Gajah adalah museum terbesar di Asia Tenggara? Gw juga baru tau
- Disebut Museum Gajah, karena di depannya ada patung Gajah yang merupakan hadiah dari Raja Chulalongkorn of Thai, ketika beliau berkunjung ke Batavia
- Nama Pecenongan diambil karena di daerah tsb dulu rumah-rumahnya suka menggantung cenong, sejenis lampu petromaks gtu deh
- Hotel Sriwijaya adalah hotel yang pertama dibangun di Jakarta
- Lapangan Banteng dulu namanya bukan Lapangan Banteng (Lapangan Garuda kalo ga salah, lupa deng). Berubah sejak tahun PNI menang Pemilu, karena PNI lambangnya banteng (Soekarno demen ama banteng) jadilah namanya Lapangan Banteng
- Daerah Harmoni dinamakan demikian karena di sudut jalannya, terletak kantor secretariat negara. Lo kok ga nyambung? Haha, karena dulunya di gedung Sekneg tsb ada gedung peristirahatan yang suka jadi tempat kongkownya bangsawan Belanda, namanya ada Harmoni-Harmoninya (bahasa beland gitu deh). Sekarang gedung peristirahatan tsb sudah diruntuhkan jadi tempat parkirnya Sekneg
- Awam boleh mengunjungi Istana Merdeka lho, dengan sebelumnya bikin appointment dulu di Sekneg ini. Bikin appointmentnya bisa Senin-Jumat, tapi kunjungan ke Istana Merdekanya di hari Sabtu-Ahad, daaan harus dengan baju formal macam kuliah di FK gitu hehe
- Di atas jembatan deket Sekneg, ada patung Hermes sang dewa penyampai pesan. Yang gw bingung, what Hermes has to do with Sekneg?
- Istana Merdeka adalah semacam White House nya US di mana Presiden berkegiatan sehari-hari, pusat pemerintahan gtu lah. Dan bentuknya pun ga jauh beda ama White House, haha. Jadi inget film Olympus Has Fallen yang gw tonton baru2 ini. Di situ White Housenya tough banget, dijaga banyak ajudan. Di Istana Merdeka ini cenderung sepi ya, ga keliatan siapa2 malah. Lagi pada di dalem kali ya J
- Jalan Veteran 3 emang jalan kecil, tapi di sepanjang jalan inilah terletak pusat pemerintahan Indonesia: Istana Merdeka, kantor wapres, MA, dll.
- Di jalan Pos, terletak kompleks sekolah Katolik tertua di Jakarta, Santa Ursula. SanUr ini sekompleks juga sama Gereja Katedral, yakni gereja Katolik tertua yang arsitekturnya mirip di Eropa gitu deh
- Gereja ini bersebrangan dengan Masjid Istiqlal (masjid kemerdekaan), masjid terbesar di Asia Tenggara yang mampu menampung 250.000 jamaah dalam satu waktu. Arsiteknya trnyata orang Nasrani lo, yang juga mengarsiteki Monas, tapi lupa namanya siapa :p
- Monas tingginya 130an meter, dengan arsiteknya pertama Mr. Arsitek Istiqlal, tapi kemudian diganti dengan arsitek lain yang aduh gw juga ga inget namanya L. Kalo mau naik ke Puncak Monas bisa lho, cukup bayar 10rb aja kata guide City Tour nya. Di puncak Monas itu, ada lidah api yang bersepuh emas 18 karat seberat 50 kg
- Dan taukah kamu, kompleks taman Monas itu luasnya mencapai 80 hektar, dan merupakan kompleks taman terluas kedua di dunia. Yang pertama? Bukan, bukan Central Park NYC, melainkan suatu taman di Moskow, Rusia
- Gw baru tau juga kalo bangunan di sebelah Perpusnas tempat gw biasa tutor Bahasa Arab adalah Balai Kota DKI Jakarta, tempat kerjanya Pak Jokowi dan Ahok. Di sebelahnya juga adalah gedung DPRD DKI, di mana berkedudukan staf Pemprov DKI Jakarta. Wohoo baru tau, pantesan di depannya ada shelter busway yang namanya “Balai Kota” :D
- Gedung Perpusnas itu sendiri sebenarnya sudah dialihfungsikan sebagai gedung Arsip, karena Perpusnasnya pindah ke Salemba. Padahaaaal menurut gw kebalik, yang lebih layak disebut perpus ya yang di samping Monas ini, yang di Salemba kesannya lebih tertutup, kayaknya itu deh Gedung Arsip nya (sotoy). Kalo nganggur, mampir deh ke Perpusnas samping Monas ini, perpusnya bagus looo dan bukunya lumayan lengkap. Nyaman juga tempatnya, kalo ga nyaman kan ga bakal jadi tempat tutor Bahasa Arab gw heheh
- Muhammad Husni Thamrin lahir pada 16 Februari 1894 (kalo tanggal gw inget -__-) di kawasan Sawah Besar. Beliau adalah orang asli Betawi yang pertama kali mempopulerkan istilah “Betawi” karena pribumi susah bener nyebut “Batavia”. Beliau juga punya julukan sendiri dari teman2 Betawinya, Mad siapaa gt. Gw juga baru tau di sini bahwa Mad itu singkatan dari Muhammad, namanya MH Thamrin. Ohoho, jangan2 Mat Solar juga punya kepanjangan nama ya :D
- Sarinah adalah mall yang cukup bersejarah di Jakarta. Sarinah diambil dari nama pengasuhnya Soekarno
- Bunderan HI diarsiteki oleh orang yang berbeda dengan yang mengarsiteki Monas dan Istiqlal. Patungnya itu, Patung Selamat Datang, menghadap ke Utara. Bukan untuk menghormati Tuhan di utara seperti Orang Toraja, tapi untuk menyambut tamu-tamu Indonesia. Karena dulunya, bandara Internasional Jakarta terletak di Kemayoran yang notabene di utara
- Hotel Indonesia Kempinski adalah hotel berbintang yang pertama dibangun di Jakarta
- Kawasan Segitiga Emas Jakarta (Sudirman, Thamrin, Kuningan) dinamai demikian karena merupakan rumah bagi pusat perekonomian dan pemerintahan Indonesia. Banyak banget gedung-gedung tinggi di sepanjang jalanan segitiga emas. Trotoarnya juga yang paling decent menurut gw, walaupun kalo weekday ampun deh macetnya.
Sudah sampe Museum Nasional lagi, waktunya gw turun, gantian
ama penumpang lainnya. Overall, double decker ini enak banget: Nyaman busnya,
gokil guidenya, oke rutenya buat belajar sekaligus wisata :D Yuuuuk
#visitJakarta
Kalo aku ke jakarta lagi ajakin naik double decker nya jakarta ya hihi ^^
ReplyDelete