Friday, July 27, 2012

Sebenar-benarnya Ikhlas

Ikhlas adalah RAHASIA antara Allah dan hamba-Nya.
Malaikat pencatat tidak mengetahui sedikit pun mengenainya untuk dapat ia tulis, 
setan tidak mengetahuinya hingga tak dapat dia rusak, 
nafsu pun tidak menyadarinya sehngga tak mampu dia pengaruhi.
-Nyomot status seseorang di facebook-

Tahukah, bahwa Allah Maha Mengetahui segala isi hati. Baik-busuknya. Ikhlaskah semua yang dikerjakan tangan? Tuluskan semua yang dikatakan lisan? Murnikah niat ke manapun kaki berjalan? Hanya karena Allah semata?

Kemarin saya mendengarkan ceramah tarawih di masjid An-Nur deket kosan. Pak Ustadz bercerita tentang 3 orang: orang yang mati syahid, orang yang bersedekah, orang yang membaca Al-Qur'an. Semuanya ditanyai di hari perhitungan: "Ikhlaskah syahidmu? Ikhlaskah sedekahmu? Ikhlaskah bacaan Qur'anmu? Semua benarkah hanya karenaKu?"
"Benar Ya Allah, kami lakukan semuanya hanya karenaMu"
"Bohong. Kamu mati syahid hanya ingin dikenang oleh manusia. Kamu bersedekah hanya ingin dibilang murah hati oleh manusia. Kamu baca Al-Qur'an hanya ingin dibilang qori' sejati oleh manusia. Dan kamu telah dapatkan semuanya itu dari manusia. Tak pantas lagi kalian masuk surgaKu. Malaikat, seret mereka bertiga ke neraka."

Bahkan orang setingkat mati syahid pun, yang katanya tanpa hisab, tidak menjamin masuk surga, jika syahidnya tidak ikhlas. 

Ceramah singkat ini membuat saya tercenung. Bahkan saya sendiri terkadang tidak yakin dengan niat saya. Apakah semua kebaikan yang saya kerjakan ini benar-benar buat Allah saja? Jangan-jangan masih ada maksud lain tersamar selain Allah? Padahal Allah Tahu, apa saja yang dipikirkan hatiku Dia Tahu. Kalau begitu tentu sia-sia semuanya. :"

Ya Allah Yang Maha Pembolak-balik Hati, jagalah hatiku tetap selalu ikhlas karenaMu.

Wednesday, July 25, 2012

H5 - Mall Edisi Ramadhan

Hari ini saya libur kuliah, suatu hal yang sangat jarang :"). Saya manfaatkan sorenya untuk jalan-jalan bersama Ghina sambil menunggu waktu berbuka puasa. Ghina yang lagi keranjingan mencoba-coba hijab style pun sore ini pergi dengan gaya berjilbab yang berbeda dari biasanya. Begitu juga saya :) Tujuan kami ke Gramedia Grand Indonesia, mau numpang baca :p. FYI Gramedia GI adalah Gramed ter-pewe untuk menumpang baca karena tempatnya di pusat kota Jakarta, nyaman, berkarpet, dan banyak buku yang sudah terbuka :D

street fashion Ghina en Muthia :p

Biasanya kami kadang main ke GI sepulang kuliah, untuk sekedar nonton atau numpang baca. Bukan belanja, tentu saja. GI adalah mall "kelas atas" yang barang-barang pajangannya berlabel 6 digit. Tidak heran,orang-orang yang gaulnya di GI pun model orang high-end yang berdandan mentereng (tidak termasuk kami loh ya hehe). Tata letak mallnya pun indah dan sangat...duniawi :")

Namun ada yang berbeda di GI kali ini. Kami berpapasan dengan mbak-mbak sekuriti berjilbab merah yang cantik. Oh, rupanya mall sekelas GI pun menyambut momen Ramadhan dengan menuansakan mallnya agar Islami, salah satunya menjilbabi karyawati dan mempecikan karyawannya. Lucu aja melihatnya, melihat mbak-mbak dan mas-mas yang pada hari biasa berseragam, kali ini berpenampilan lebih sopan dan cantik-cantik serta ganteng-ganteng. Serius, jilbab seragam mbak-mbak GI bagus :D Dan rupanya ga cuma di bagian sekuriti aja, di bagian informasi dan beberapa toko di GI juga menerapkan "Edisi Ramadhan" ini. 


Bahkan tidak cuma di GI. 


Selepas sholat Maghrib, kami pulang mau tarawih di masjid dekat kosan. Lalu karena lapar (banget), kami berdua pergi ke D'Cost Menteng Huis yang notabene tinggal ngesot dari kosan. Dan di Menteng Huis pun kami disajikan dengan mall "Edisi Ramadhan": The Body Shop yang memajang parfum edisi Ramadhan, booth-booth busana muslimah yang tiba-tiba jadi banyak, mbak-mbak dan mas-mas yang jadi berpakaian islami. Di Giant, di D'Cost, di mana-mana (yah berhubung toko di Menteng Huis juga tidak banyak:") )

Saya jadi teringat, bahkan di kampus pun sekarang banyak teman-teman yang jadi pake jilbab ke kampus. Belum jilbab sempurna yang "syar'i banget" memang, tapi niatan mereka untuk jadi lebih baik di Bulan Ramadhan aja sudah patut dipuji bukan? Saya pun berusaha encourage mereka untuk terusin pake jilbab selepas Ramadhan. Semoga saja Allah membukakan hatinya ya :)

Semestinya kita memang bersyukur loh kawan, karena berjilbab sekarang sudah tidak dilarang-larang lagi seperti dulu. Sejarahnya dulu, zaman ummi saya, ke sekolah tidak boleh berjilbab. Lucu, kalo berangkat sekolah dulu Ummi berjilbab, terus di sekolah dilepas jilbabnya. Hehe. Sekarang kan bebas-bebas aja, ndak ada peraturan yang melarang jilbab seperti di luar negeri. Apalagi style jilbab sudah macem-macem, tinggal pilih warna dan bahan yang sesuai dan kita sukai. Pake jilbab sudah nggak lagi kuno, malah jadi bagian dari fashion masa kini ;D Asal tetap memperhatikan aspek syar'inya saja ;)

stating the obvious (?)

i know its so late in the evening and today i've already posted 3 blogposts (and deleted 1). But i cant help to write one more while my eye caught this email: notification from Medscape concerning their new articles (oyeah i'm a subscriber, they have good articles), one of which is under the title of: "When I Kissed The Teacher" -__-

I think i'll just quote for now:
Medic-medic relationships are to be expected. You are cooped up for years with a group of attractive and talented budding doctors. As you are deserted by non-medic friends who are sick of your unsociable working hours and tedious medic conversations, your social circle narrows and it becomes increasingly inevitable that your match is to be found somewhere on your rotation. Unsurprisingly, one study has shown that half of all doctors are married to doctors,[2] and I bet that most of them were in the same class, their eyes meeting over some half dissected corpse. That’s how my parents met anyway.
oh well. here comes again the galau thing. remember my Ramadhan target, i shouldnt be galau anymore. astaghfirullah -__-

Tuesday, July 24, 2012

Still about my ribs

Ada cerita lucu. Jadi tadi aku remedial KKD Pemasangan Elektrokardiogram (EKG), bersama beberapa temen yang juga remed. Dari cerita mereka sih kebanyakan remednya karena masalah yang sama: salah menghitung sela iga. Jarang yang seskip aku yang salah garis aksila. Tapi ternyata ada deng yang lebih skip: sebut saja Bunga. Dia masang EKG di dada sebelah KANAN, padahal jantung kan jelas di kiri. wkwk skip banget, mungkin Bunga sedang gugup, maklumlah memang pressure ujian KKD itu cukup tense -__-

Oke lanjut, jadi tadi sebelum pada maju kita cewek2 latihan dulu dengan saling menghitung iga teman. Dan aku tiba2 jadi semacam idola dadakan, karena tulang igaku yang tebel-tebel dan menonjol dan sela iga yang lebar-lebar. Gampang banget lah pokoknya kalo ngeraba iga ku (kok kesannya aku kayak makhluk kurang gizi yang kurus sampe tinggal tulang-kulit doang ya haha). Makanya tadi pada berdoa supaya dapet masang EKG di aku haha. Yah, sedikit senang sih, badanku bisa bermanfaat memudahkan orang lain yang mau ujian KKD EKG :)

Anyway aku sendiri nggatau tadi lulus apa nggak remednya. Aku dapet penguji dr. M (terkenal susah) dan beliau nggak bilang aku lulus apa nggak, padahal uda nanya, cuma dijawab "Ya lihat saja nanti" -___-" tapi setidaknya logbook ku sudah ditandatangani, sebagai prasyarat ikut ujian OSCE KKD uda memenuhi lah ya alhamdulillah :)

Oiya jadinya yang kedapetan berpasangan sama aku adalah Tere. Dia mungkin grogi ya, jadi beberapa kali salah masang dan elektroda EKGnya lepas. Agak ga enak di aku juga sih, soalnya kan geli (aku gelian banget orangnya kalo dipegang2 -__-), Terus yang lucu dia salah menghitung sela igaku, my second rib is so protruding she mistook it as clavicle -__- untungnya kubisikin "salah Tere, itu iga 2 bukan klavikula, coba itung lagi deh" Haha kocak lah pokoknya.

H4 - Review "Love Is A Four Letter Word"


link above is one well-written review of Jason Mraz's "Love Is A Four Letter Word". Well some people say this album is not Mraz's best, and indeed i agree. I personally prefer his "We Sing, We Dance, We Steal Things". And like mas ajirenji (whose post i linked above), i need more than one listening session to like this album. At first, i was like... oh okay, nice try, Mraz (-__-)...but when i listen to it over and over again, i begin to understand the beauty of his songs in this album ;D.

The first song i listen, of course is the single "I Wont Give Up" which was released on early 2012. Then when the album's out, i downloaded (not buy, no money, mahasiswa) it and listen to the whole tracks.

1. The Freedom Song
2. Living in The Moment
3. The Woman I Love
4. I Won't Give Up
5. 5/6
6. Everything Is Sound
7. 93 Million Miles
8. Frank D. Fixer
9. Who's Thinking About You Now?
10. In Your Hands
11. Be Honest (feat. Inara George)
12. The World As I See It
13. Hidden Track (I'm Comin Over)

To be honest, gue (ganti bahasa) baru dengerin Mraz sejak album 2008 dia yang We Sing We Dance itu, karena terpesona banget sama "I'm Yours". haha ni lagu uda menggema banget sampe semua radio muternya itu pas jaman SMA 2008. Dan dibandingin sama We Sing We Dance sih, album yang ini terasa lebih sendu gimana gitu. Apalagi yang pertama gue denger kan "I Wont Give Up". Itu lagunya memang mellow dan indaaaaaaah banget. Sekali denger langsung suka sih kalo I Wont Give Up nih :)

Tema albumnya sih Mraz bilang "cinta" la wong judulnya aja Love Is A Four Letter Word kan.  Tapi kalo anda cermati liriknya, nggak semuanya tentang cinta yang "cinta" itu. Ada 93 million miles yang tentang kasih sayang orang tua, The World As I See It yang aku ga ngerti maksutnya (lol), sama Freedom Song yang tentang lingkaran setan haha. Gimana ga lingkaran setan, liriknya gini:
"when i calm i feel good
and when i feel good i sing
and the joy it brings, it makes me feel good
and when i feel good i sing"
>> LOL what a wordplay. when he feels good he sings, when he sings he feels good then he sings again so that he feels good again -__-

Secara melodi juga, cenderung mendayu-dayu, beda banget memang kalo dibandingin sama album dia yang paling jadul (Waiting For My Rocket To Come dan Mr. A-Z) yang isinya lagu-lagu bawel semua dan bikin monyong-monyong kalo diikutin. Gue juga baru tau 2 album ini pas gaul sama Mirza, seorang temen yang entah kenapa justru lebih suka Mraz bawel daripada Mraz mellow. Dia yang dulu pertama kali rekomen You And I Both (dari album Waiting for my rocket); yang sampe sekarang adalah lagu Mraz favorit guee. Tapi anything Mraz sings sounds good sih, secara suaranya emang enak :)

Isi albumnya cukup bervariasi, dari Freedom Song (gue denger lagu ini uda lama sih, sejak awal masuk FKUI kayaknya uda ada) yang dihiasi melodi reggae, Living In the Moment yang diawali siulan-siulan macam lagunya Archuleta yang judulnya gue lupa -_-  Your Eyes Don't Lie, 5/6 yang gue gatau itu suara instrumen apaan tapi keharmonisannya enak banget didenger ^^v, Everything Is Sound yang akustiknya oke tapi sayang liriknya hale---- macam orang nasrani haha. Be Honest sama I'm Comin Over juga nadanya playful meskipun masih cenderung sendu, dan yang penting gitarannya bagus :)

Tapi dari semuanya selalu ada yang favorit dong. Teteup aja, favorit ku dari album ini adalah Who's Thinking About You Now. No particular reason sih, cuma mungkin karena lagunya galau. Ini lagu yang cocok banget buat kaum friendzoned haha (doesn't mean i'm feeling friendzoned loh ya -__-)Yah seperti biasa, lagu galau selalu punya tempat tersendiri di hati gue (apa coba haha). 

Selain itu, Freedom Song, I Won't Give Up, I'm Comin Over, sama The World As I See It (yang sekarang jadi ringtone hp gue walaupun jarang bunyi karena selalu silent) juga bagus-baguus :"). Liriknya sih terutama, soalnya Mraz emang menurutku kalo bikin lirik nggak asal, dia pilih diksinya yang ngena banget. Coba aja A Beautiful Mess (dari album We Sing We Dance, udah pernah tak post kayaknya) itu liriknya somehow oke banget haha.

Belakangan sih sebenernya aku juga jadi suka ngebawel dan nge-rap sama 2 album terjadulnya, mulai dari The Remedy (gue udah apal dan bisa ngikutin lo, bangga), Geek In The Pink, Did You Get My Message, Curbside Prophet, Sleep All Day, sampai Wordplay (yang isinya semacam Mraz narsis haha). Lumayanlah, kecepatan ngemeng Eengliz gue terasah gara2 ngebawel bersama Mr A-Z :D

anyway busway, perasaan postingan ini campur2 banget deh. Awalnya bahasa inggris trus ganti gue-saya-aku haha. suka2 lah, bikinnya juga lagi cepet2 nih mau remed KKD EKG.
Thanks For Reading, udah ditungguin Titin mau remed tu gue di RK Parasit, jauh tempatnya haha. Have a nice Ramadhan :")

Sunday, July 22, 2012

H2 - Pertanyaan Spontan

Kata hadits, Janganlah kita berdua-duaan laki-laki dan perempuan, karena yang ketiga adalah setan.
Nah, kalo Bulan Ramadhan kan setannya dikerangkeng. Terus yang ketiga siapa? :$

Saturday, July 21, 2012

H1

Hari pertama Ramadhan, ku duduk di masjid kampus menunggu kumandang adzan.
Hari ini Jakarta sepi, karena Ramadhan atau karena hari Sabtu?
Hari ini cuaca cerah, karena Ramadhan atau karena musim kemarau?
Hari ini hatiku damai, karena Ramadhan atau karena.. libur?
Hari ini tidurku lelap, karena Ramadhan atau karena kecapekan?

Setan-setan sudah dibelenggu, mestinya musuhku tinggal diriku sendiri. Sudahilah berleha-leha, mentang-mentang Ramadhan, kerjaan Korpus ditunda-tunda, laundryan tidak diantar-antarkan, riset dinomorsekiankan.

Allahumma, laa taqilnii ilaa nafsii walaa ilaa ahadin min khalqika, tharfata 'ainin.
'Ya Allah, jangan serahkan aku pada nafsuku dan pada yang lain dari ciptaanMu, walaupun sekejap mata'




Thursday, July 19, 2012

Tertohok!

Saya diajak Ngeni buat "mendampingi belajar" anak-anak OSN biologi di IC.

Kontan saya langsung mengiyakan. Dari dulu saya pingin ke IC buat KBS Biologi tapi susah banget cari waktunya. Betapa pas momennya sekarang, saya sedang lumayan kosong dan mumpung Ramadhan. Sayangnya, yang pertama terlintas di pikiran saya justru niat nggak baik, karena pingin dapat uang. Pikiran mahasiswa. Terpengaruh teman yang sudah lebih dulu sukses ngajar anak OSN.

Dan seketika tertohok oleh pesan Ngeni:
"kok diniatkan cari uang sih mbak, ya diniatkan menyenangkan guru-guru lah"

Astaghfirullahaladzim. Betapa dangkalnya pikiran saya. Untung saja disadarkan oleh kata-kata "polos" Ngeni. Dan saya kembali teringat masa-masa itu, salah satu kenangan paling indah dalam era putih-abuabu saya. Ketika saya dibuat takjub oleh ilmu hayat, sebuah ilmu yang semakin membuka mata saya akan kebesaranNya. Ketika saya punya satu bintang yang sangat terang buat dikejar. Masa-masa penuh peluh dan getir, namun selalu manis untuk diingat. Saat belajar bersama di wisma. Saat ngantuk-ngantuk bersama di wisma juga. Saat senang ngabisin konsumsi mewah di wisma pula. Atau saat berdebat seru tentang soal-soal yang kontroversial, di lab biologi :p Pokoknya masa paling berapi-api lah.

Passion saya waktu itulah yang membuat saya bisa seperti sekarang, alhamdulillah, bisa kuliah di FKUI. Kalo ingat betapa besarnya dukungan guru-guru saat itu, yang nganterin konsumsi ke wisma, dan yang memastikan kita dapet buku-buku cukup. Kok ya sangat tidak layak rasanya, sekarang saya mengharapkan uang karena "ngajar" yang bahkan saya sendiri pun belum tentu masih ingat ilmunya. Sekali lagi, astaghfirullah T.T

Ah, sudah berapa lama ya waktu berlalu sejak saat itu. Terakhir kali saya menengok klub biologi, tengah tahun 2011, sudah setahun lebih. Saat itu saya bahkan sudah cengok mengikuti mereka yang sedang persiapan OSK. Kabupaten bo, selevel itu saja saya sudah banyak sekali yang lupa ilmunya.  Ke mana dulu hapalan saya tentang genus-genus serangga? Tentang enzim-enzim glikolisis? ke mana pemahaman saya yang rasanya dulu terang benderang, soal teori genetic drift  dan alel kriptogenik? Tentang perilaku conditioned learning dan tentang rantai energi di alam semesta? Sudah menguap semua? Paling yang melekat ya soal bagaimana tekanan filtrasi di ginjal, berhubung memag itulah yang sekarang saya pelajari di FK. Sedih juga sih, kalo inget betapa dulu saya pernah bisa mengerjakan soal-soal Olim ini dan casciscus, tapi sekarang cuma bisa melongo. Haha. Gitu sok-sokan mau ngajar. Helloooo ngaca Mbak ;D

Tapi saya benar-benar ingin bisa belajar lagi sama klub biologi. kangen rasanya, mendalami seluk beluk kehidupan dan segala fakta menakjubkan di baliknya. Makanya, saya tetap ingin bisa datang besok-besok. Bukan buat "ngajar" atau "mendampingi belajar" memang. Saya bahkan sekarang lebih bego kalo soal biologi  Olim daripada adek-adek yang cemerlang itu. Tapi saya pingin ilmu yang dulu pernah singgah di korteks-korteks otak saya ini bisa terpanggil kembali. Mungkin istilah yang lebih tepat "belajar bersama". Ah, tidak sabar rasanya belajar bersama lagi. Ayo Ngen, ajak Boim dan yang lain juga ;D

Aaaaa kangen full team Biologi dulu :""")
-Afnaan, yang dulu begitu ambisius mengejar mimpi, lebih ambisius daripada saya. Entah, sekarang dia sudah jadi anak Teknik, masih inget ga ya dia soal alel-alel-an? ;D
-Affina, betapa dulu Campbell dia lah yang suka saya pinjem, dan kepadanya lah saya berkonsultasi. Dia dulu berhasil dapat medali di OSN, semoga saja dia masih ingat ilmunya :D
-Ghina, aaaa berapa tahun sudah kebersamaan saya dan ghina, sejak SMA sampai sekarang di FK. Dulu dia lucu banget dan pinter banget, logikanya jalan banget. Kuasumsikan dia sekarang lebih nempel dari aku ilmunya ;D
-Thoriq, wah udah gausah ditanya lagi dah. Dia ini dewanya. 2 kali IBO. 2 kali medali. Sekarang dia di NUS, jurusan biologi. Padahal kalo inget dulu dia ndak kuat melek sampe malam buat belajar...hahaha.
-Boim, mencengangkan aja betapa dulu dia pendiam. tapi pas uda gede jadi dewa kaya Thoriq. Sekarang dia di SITH ITB. dewaaaaa ~(^^)~

ngubek-ngubek foto jadul. ini di wisma, team biologi 2009 + teh celine :")


ini lebih jelas, di Malioboro pas NOMS 2009. Miss u guuys :") Lihatlah Thoriq masih polos, Afnaan masih imut XD




Mari Kita Berniat

Alhamdulillah, insya Allah sabtu besok, 21 Juli, adalah 1 Ramadhan 1433 H. Alhamdulillah, kita semua masih diberi kesempatan untuk berjumpa lagi dengan Ramadhan ;")

Terlepas dari perbedaan awal bulan puasa, sebagai umat Islam sudah selayaknya kita mempersiapkan yang terbaik buat Ramadhan. Nggak mau dong, Ramadhan yang cuma datang setahun sekali ini tersiakan? Padahal banyak sekali yang bisa kita dapatkan dan lakukan di bulan suci. Maka dari itu, marilah, mumpung belum masuk Ramadhannya, kita rencanakan apa saja yang mau kita raih dari Ramadhan tahun ini. Belum tentu kan dikasih umur buat ketemu Ramadhan tahun depan? ;)

Kalo saya:
1. Target utama: khatam Al-Qur'an sejumlah minimal sama kaya tahun lalu.
2. Tarawih full, meskipun buber-buber, kudu teteup tarawih >,<
3. No twitter sebulan (bisa ga yaaa, harus bisa dong) ;D
4. Juz1 selesai
5. Shodaqoh tiap hari, gaharus uang kan :)
6. Selesaikan analisis data riset
7. Belajar faal buat IMSPQ, minimal banget sampai bab kardio
8. Kurangi hiburan-hiburan duniawi *___*
9. Menulis sebanyak-banyaknya
10. Ngajar klub biologi di IC :") (akhirnya, semoga tercapai. kangen BANGET belajar biologi.)

Itu target konkritnya. Target abstraknya:
1. Bisa lebih sabaaaaaar, ndak marahan, ndak dengki, ndak sensi
2. Lebih banyak berdoa dan berdzikir
3. Lebih sayang adek
4. Lebih menjaga hati, nggak galau-galau
5. Lebih khusyu' dan lebih ikhlas
6. Jaga mata, jangan kebanyakan "liat-liat"

Saya bikin targetan begini, saya publish2 begini, biar ada pemicu buat saya untuk memenuhinya. Soalnya kalo disimpen sendiri kurang nampol aja, kalo dipublish kan biar banyak yang (harapannya) akan ngingetin di saat saya mulai leha-leha. Maka tolong bantu saya. Semoga kita semua "can get the best out of this Ramadhan" :)


Wednesday, July 18, 2012

Suara Hati Natse, Alfin, dan Krostase

Perkenalkan, nama lengkapku neutrofil elastase, panggil aja Netse. Aku berasal dari mama neutrofil yang melahirkan aku dengan susah payah saat dia bekerja mengatasi injury di jaringan dan mengakibatkan radang, atau bahasa kerennya inflamasi. Karena aku dilahirkan di lingkungan yang carut marut, kehadiranku justru menjadi tidak diinginkan. Aku dianggap sebagai perusak lingkungan, karena setiap ada aku, pohon-pohon elastin dan kolagen di sekitarku, yang menjadi penyokong lingkungan tempat tinggal kami, rubuh. Entah kenapa, aku juga tidak tahu. kata orang, aku ini memang enzim yang ditakdirkan untuk merusak jaringan. Tapi aku sungguh tidak bermaksud. Sekarang semua teman menjauhiku, bahkan makrofag elastase, saudara sepupuku, juga sekarang tidak mau main denganku lagi. cuma geng ku (Geng protease) saja yang masih mau gaul sama aku.;(

Halo, aku alfa-1 antritripsin. susah ya namaku? Haha, panggil saja Alfin. Aku termasuk geng satpam enzim pemberantas preman-preman jaringan, macam Netse, Katse, dan anggota geng mereka yang lain. Aku heran, semakin hari mereka semakin bandel saja, berlarian kemana-mana menyebabkan Pak Kolagen dan bu Elastin jadi pada tumbang. Mana jumlahnya semakin banyak lagi. kayaknya Mama Neutrofil lagi banyak kerjaan, banyak musuh kuman yang datang, jadinya dia melahirkan lebih banyak lagi geng preman gara-gara inflamasi -__- Huh aku harus kerja lebih keras nih. Ditambah lagi kemaren ada makhluk baru yang menyeramkan, si Krostase, yang katanya bisa melawan kekuasaanku dan memakanku. Hiii seremmmmm

Yoo! Nama gue makrofag elastase, panggil aja Krostase. Gue anaknya pak Makrofag, tuan tanah di sini. Gue dilahirkan dengan bakat luar biasa, bisa menumbangkan lebih banyak kolagen dan elastin daripada geng protease yang cupu itu. Iya, si Netse dan teman-temannya itu. Dan lagi, baru-baru ini gue bereksperimen di lab dan menemukan kekuatan super. Sekarang gue ga perlu takut lagi sama satpam Alfin dan om-om gerombolannya, yang katanya sih menjaga keamanan jaringan. cuih, sini aja kalo berani sama gue, gue uda jago sekarang, uda dapet sabuk hitam karate. Hahahahahaha!




-random pasca sumatif 1 respirasi-
-disadur dari Robbins Basic Pathology, bab patofisiologi emfisema-

dont think you'll read this, but..

Well i havent heard from you for this long, i’ve even lost your number. But i do not wanna be the one to start a conversation since YOU are the one who does NOT want it. does that make me a bad person?
still, last time i saw you, i am glad you were doing good. 
and i think i can safely say now,  you are just somebody that i used to know  :)
Gbye ~

Monday, July 16, 2012

Mystery Solved!

I weigh 52 kg. People wonder from where i gain that much weight, whereas from the mere looks, i am not that heavy. Kadang saya juga bertanya2 sebenarnya badan saya ini yang berat apanya? (lamunan gapenting sebenarnya)

But yesterday when i got KKD EKG exam, this mystery is solved! Temen-temen yang ngeraba tulang iga saya pada terkejut: tulang iga saya tebel banget. Pas saya bandingin sama tulang iga temen-temen, memang punya mereka ga setebel dan segede iga saya.

Oh pantes, jadi berat saya yang 52 kg itu, berat tulangnya ternyata .___.

sakit hati

sakit rasanya saat lo ga lulus KKD Pemeriksaan EKG, gara-gara salah garis midaksilar yang terlalu ke anterior, padahal aksila JELASJELAS di situ doang, padahal sela iga (yang mestinya susah nyarinya) udah bener. Jadi lo salah di bagian yang mestinya gampang-tinggal-merem-juga-bisa (nggak juga sih kalo merem mana keliatan aksilanya). padahal lo dapet penguji dokter yang baik, tapi lonya terlalu bego salah masang yang justru mestinya gampang.

Apalagi saat lo jadi OP nya, orang yang masangin EKG lo LULUS, gara-gara lo kurus dan tulang iga lo gede-gede jadi gampang diraba.

Sakit hati :")




-gapapalah itung2 memudahkan orang lulus ujian, dan itung2 tambah pinter ngulang lagi belajar EKG :")-

Saturday, July 14, 2012

best snack of all time

haritssnack.blogspot.com

4 kelezatan sekali gigit!
cokelatnya, wafernya, karamelnya, krispinya,
:Q_______

dari jaman SD, SMP, SMA, sampe sekarang selalu jadi moodbooster andalan. Beng-Beng! enak dan murah, seribuan saja!

tampilan jadul beng-beng. fiannation.wordpress.com

Friday, July 13, 2012

Toy Story 3: Tak Ada Yang Abadi

-ini resensi yang kutulis buat majalah An-naba :D-
courtesy of hermansaksono.com

Siapa yang tak kenal Toy Story, sebuah film animasi garapan studio animasi terkemuka Pixar?  Installment ketiga ini merupakan penutup dari trilogi Toy Story. Cerita kali ini masih berkisar pada Woody si boneka koboi dan teman-teman mainannya yang bisa berbicara dan bergerak layaknya manusia. Andy, pemilik Woody , kini telah berusia 18 tahun. Dan seperti semua remaja 18 tahun, Andy tak lagi bermain dengan Woody dan mainan masa kecilnya yang lain. Sebentar lagi Andy akan segera pergi kuliah di kota lain. Namun secara tidak sengaja, mainan-mainan Andy tersumbangkan ke Sunnyside, sebuah tempat penitipan anak. 

Saat mainan-mainan Andy berusaha kabur dari tempat penitipan, sialnya, mereka ketahuan oleh Lotso. Lotso adalah boneka beruang pemimpin mainan-mainan di Sunnyside . Ia jadi jahat karena  sakit hati dibuang pemiliknya.  Mereka pun terlibat sebuah petualangan seru untuk kabur dari Sunnyside dan kembali pada Andy.

Sayangnya, mereka harus menghadapi kenyataan pahit bahwa Andy tidak menginginkan mereka lagi, meskipun Andy juga merasa sayang untuk membuang mereka. Akhirnya dengan akal cerdiknya, Woody berhasil menyelamatkan mereka semua sehingga mereka tetap diajak bermain dan terawat dengan baik. Bagaimana caranya? Wah sebaiknya film ini memang ditonton sendiri deh, karena benar-benar menguras emosi dan airmata. Kapan lagi kan, orang dewasa menangis gara-gara mainan?

Cerita Toy Story 3 kali ini berusaha menunjukkan, bahwa seberapa pun sayangnya kita pada sesuatu, di dunia ini tidak ada yang abadi. Akan ada saatnya kita harus berpisah dengan orang (atau barang) yang kita sayangi. Dan percayalah, bahwa di balik perpisahan itu, kita akan mendapat ganti yang lebih baik. Andy mendapat kehidupan baru di perkuliahan, Woody dan teman-teman mendapat majikan baru yang sangat menyayangi mainan.

Alur yang tidak mudah ditebak, cerita yang mengaduk emosi, didukung kualitas grafis yang memanjakan mata khas Pixar, membuat film ini sangat cocok untuk ditonton bersama teman-teman atau keluarga di kala senggang. 

Sunday, July 8, 2012

So, Medschool?

Terinspirasi dari Emily
So you decide to be a medstudent? Well, maybe you're tired of hearing this, but i must say, the path you've chosen might be the roughest path you've (and will) ever walked on. At first you might be very glad and proud to be accepted in a medschool, for it is known to be very hard to get in. But later as you go, you will find medschool is way more "demanding" than you initially think. Altho you will also find medicine is art, beautiful yet dangerous art, if you dont step carefully :3

For years, medschools had been on the top popular college choices, when it comes to future financial security and so-called wide prospect to be helping others in need. Millions apply for medschool every year, but only few thousands are accepted. For those who have been successful in eliminating other millions bright candidates, i personally say congratulations! Welcome in the boundless jungle of Medicine world! ^^

Okay, so medicine. It is indeed amazing. In your junior years you will be amazed to know how perfect human body is built. So perfect that you will spend nights memorizing every natural creeks on humerus bone (yes, our simple upper arm bone). You will be like, "OMG that silly creek has a name!" But later you will realize that the silly creek is indeed important to be there (and named) so that nerves and blood vessels can pass through and muscle fibers can be inserted. Altho maybe you will forget the creek's name few days after anatomy exam *evilgrin*

You will also be amazed by how flawless human body works, how every enzymes are used efficiently, and how cells kill themselves so that they wont be burden for other younger cells. Oh yes, all the process must be deeply covered. You must learn all the structure (macroscopically and microscopically), the normal physiology, the biochemistry, and all possible errors that can happen in ALL systems in human body. And you have to finish and master all of these, in 3 years. So, be ready for 3 years of bloody struggle, literally. And another 2 years of much more exhausting days when you finally facing real patients, days and nights.

And not just the academic stuffs. You will be in same class with extraordinary people. Much much brighter and crazier than you imagine. You might be number one in senior high scool without putting much effort, but in medschool, believe me, you cant. All of people here are smart, and you will need more than intelligence if you want to outsmart them. But one thing you must know, it is not important for you to outsmart anyone. Important thing is you understand what you need to understand, so you wont harm your future patients O:)

two quotations i always remember, from my senior and my prof:
"Saya belajar bukan buat ujian, tapi buat pasien saya kelak"
"Jadi dokter diniatkan buat menolong orang, bukan buat cari uang. Kalo ikhlas, uang akan datang dengan sendirinya"


Stressful as it seems, being a medstudent is indeed an enjoyable experience. You will learn many precious things:

  • How to use your time efficiently. Time-management is very crucial for medstudents, and most of us earn this useful skill soon as we start medschool. We are trained to not waste even a sec, because a sec may determine the life and death of a person :O. I proudly say, medstudents are very efficient multitasker. Time is muscle!
  • How to treat people nicely. As a doctor, we are required to show our best smile and to look happy whenever facing patients, no matter how bad our mood might be. 
  • How to dress properly. If you imagine entering college means no more uniform and you finally be able to express yourself in t-shirts and worn-out jeans, nah, you better take another college, not medschool. In medschool we are obliged to dress nicely in formal clothes. Say goodbye to jeans and t-shirts, fill you closet with more skirts, shirts, and nice blouses.
  • Sayonara to calculus! Sayonara to all those crazy physics formulas! And welcome to a way more confusing muscle nomenclatures, bacteria classifications, and twisting drug pharmacodynamic! Ha Ha Ha. :"D
  • How to self-diagnose. On the other hand, too much knowledge about health facts and disease sometimes makes us paranoid. I myself, after knowing that one yolk contains more cholesterol than maximum cholesterol load per day, dont dare to eat more than 2 eggs per week. .__.
  • How to be ikhlas. Ikhlas accepting the fact that you have your exam tomorrow but today you must follow up a patient. Ikhlas doing large pile of assignment (academic and non-academic) every week. Ikhlas having less holiday than any of your non-medstudent friends. Ikhlas watching your friend already having fun on 3-months holiday while you still struggling with respiratory module. Ikhlas having 3-4 exams every 6 weeks while your friend only 2 exams in one semester. Ikhlas having less sleep. Ikhlas. 



wew, i end up curcol .__.

Saturday, July 7, 2012

Between Dream And Reality

One skype session, my friend Mirza randomly (?) sent me a file. He said that this was just his another random writing about random things at random nights. oyeah if u ask me, Mirza is quite a random person :D But soon as i opened the file, i found out that this was no random writing. The topic is unique, about how to dream a realistic dream. I really like the way he writes down his ideas, and I thought it might be great for others to read. I already asked him to share the writing here, so enjoy :)


One of the things I learned quite a lot in the Netherlands was the difference between idealism and experience. I self-define idealism as the understanding on how reality should be while experience as the understanding on how reality is.

In the Netherlands, I acquainted with many people aged older than I am. This condition started shaping the difference. Whenever I had a conversation with people my age, I realized that we always talk about dreams, hopes, and current struggles. People at my age still have a long journey to go for their career and so-called hold their wish way beyond the limit. What they don’t know is that how tough the life would be if they continue doing it without any knowledge on how the world works.

What’s depressing is that I do that all my life. Once, I had a dream,though I still do, to be an astronaut. How foolish is that? Idealism started kicking in my mind when I was at tender age. What came across my mind was the imagination on how cool and respectable an astronaut is.

However, I believe then I started giving up hoping during my junior high school years. That time, I found out that Neil Armstrong, the first man to walk on the moon, had already earned his flight certificate when he was 15 years old.  15 years old! I was 14 back then and almost certainly wouldn’t have my training in the near future.

This idealism of mine was basically crunched and ripped into pieces when I looked through the experience of others who had already become astronauts. What could I do anyway?

However, as I’m growing older until I finally met a lot of friends in the Netherlands, I realize that experience is the stepping stone towards improvement, which many of my peers may not understand quite well.
For instance, during the issue of oil wells ownerships in Indonesia, most of the people may not agree the wells are run by foreigners. They possess this ideal world in their mind where everything must be self-owned, including oil wells in Indonesia. They still want government to control them all without any extra hand from abroad, such as ExxonMobil or Chevron.

However, I learned from my friend, who’s working in BPMigas and studying in the Netherlands, how difficult for government to bear the costs. He mentioned some huge numbers and described the complicated procedures behind the exploration and exploitation of oil wells, which I believe many don’t fathom. From that moment on, I did understand how risky for government who does seek stability in their budget to take part and play in this business.

Thus, with the help of this experience, if we want to insert our idealism to this issue, we should first learn these procedures and numbers from first-hand actors and then go from this. Without understanding, we will be just considered as people who shout things with no meaning and perhaps effect.

This is just one random example on how my older friend guided me to separate idealism and experience, the difference between “I will do” and “I have done”, between “I think” and “I know”.

Experience i believe is an important part to help people move forward. Thus, I really enjoyed talking with older people in those four months. In fact, only a few of my friends are of my age or younger. They help me shape what to be expected in real life, how to do this and that, and how to survive. Most importantly, they taught me how to integrate my so-called childish idealism with prior knowledge of reality.


Any thoughts? Want to discuss? Just add his skype: mirza.muhammad.hanif :)

Friday, July 6, 2012

Suatu siang di FSI

Jumat siang, mungkin merupakan saat-saat yang paling gabut di FKUI. Ba'da sholat jumat cenderung kegiatan akademis udah habis, dan para mahasiswa, yang menunggu rapat-rapat di sore hari, nongkrong di ruang badan kemahasiswaan masing-masing. termasuk saya, yang tiduran di FSI :")

Di sudut dekat tirai, ada Gustin yang sedang sibuk merajut. Seminggu ini mbak Gustin memang lagi keranjingan ngutik-ngutik benang, sambil bawa segulung benang rajut kemana-mana. Di sekelilingnya ada Nessya dan Ghina yang tampak antusias menyimak dan mengikuti workshop merajut kecil-kecilan dari Mbak Gustin

Di sudut yang lain, Kak Halida tampak senyum-senyum sendiri. Ada apa gerangan? oh rupanya sedang membaca kumpulan cerpen "Taste Buds" karya Kak Kuntawiaji. Itu buku isinya cerpen galau-galau tuuh hayoo kalo orang senyum-senyum baca tulisan galau, tandanya.... haha :D

Di sebelah gerombolan Mbak Gustin, ada Titin yang tampak asyik dengan laptopnya dengan headset terpasang-headset pinjaman dari saya hoho (gapenting) Entah apa yang dikerjakan/didengarkannya. Di depan Titin ada saya yang lagi bergeje-geje juga dengan si Humaira. Di pojokan yang lain dekat rak mukena,  ada perdebatan seru antara Banin dan Ines mengenai bagaimana menyelesaikan game Minesweeper di laptop Ines. Akhirnya Kak Riskie yang ratu Minesweeper pun turun tangan. Sejenak, semua orang di ruangan itu terperangah dengan skill Kak Riskie yang luar biasa dalam hal Per-Minesweeper-an. Kelas merajut Mbak Gustin pun bubar sementara.

Begitulah, suatu siang di FSI. Muthia dan rekan kerja yang bertugas, melaporkan.