Thursday, January 24, 2013

Fooled and Forget

Manusia > Man Nusiya : Dia yang lupa.

Manusia memang tercipta sebagai makhluk pelupa dan mudah ditipu. Ia tertipu dengan luasnya ampunan Allah, sehingga terus berbuat maksiat, dengan rasionalisasi "Ah Allah kan Maha Pengampun, pasti Allah akan mengampuniku". Ia lupa bahwa menginginkan sesuatu tanpa mau berusaha mendapatkannya merupakan sifat tamak dan sangat tercela. Menginginkan ampunan tanpa berusaha mohon ampun dan terus menerus berdosa, misalnya.

Ia tertipu dengan kesholehan bapaknya, menganggap bahwa menjadi keturunan orang sholeh otomatis membuatnya dekat pula dengan Allah dan mudah menggapai ampunanNya, sehingga terus berbuat maksiat. Ia lupa dengan firman Allah
"Takutlah kamu semua akan suatu hari di mana seorang ayah tidak bisa menolong anaknya, dan seorang anak tidak bisa menolong apa-apa terhadap orang tuanya"

Ia tertipu dengan ketinggian ilmunya, mengira bahwa ilmunya bisa menyelamatkannya dari azab Allah di akhirat nanti, mengira bahwa dengan berilmu ia otomatis "terangkat derajatnya", sehingga terus berbuat maksiat. Ia lupa bahwa ilmu yang tidak diamalkan, yang tidak termanifestasi dalam perbuatan, bagaikan pohon yang tidak berbuah. Macam rumput yang terinjak-injak, atau pohon rambutan cangkokan yang hanya menjadi sarang gerombolan semut.

Ia tertipu dengan banyaknya ibadahnya, menduga ibadahnya yang siang malam itu bisa menolongnya menghindari neraka, sehingga ia bisa bebas bermaksiat. Ia lupa bahwa orang yang benar-benar banyak ibadahnya justru tidak pernah merasa cukup beribadah, saking rindunya pada Allah. Ia lupa bahwa justru "perasaan cukup" itu bisa menimbulkan kesombongan, yang jika terdeteksi setitik saja dalam hatinya, akan menghalanginya dari pintu surga. Ia lupa bahwa "merasa banyak ibadah" merupakan tanda ketidak ikhlasan, dan bisa menghapuskan pahala ibadah tersebut.

Ia tertipu dengan banyaknya hartanya, menyangka dengan harta ia bisa mengalahkan orang lain dan bisa berbuat sekehendak hatinya di dunia ini. Hatinya terus condong kepada dunia dan segala perhiasannya. Ia lupa bahwa ada hal-hal yang tak bisa dibeli dengan uang. Ia juga lupa bahwa hartanya semata-mata hanya titipan dan anugerah dari Allah.

Sikap "tertipu" dan "pelupa" ini bisa melenakan, lama kelamaan berujung pada kesombongan. Padahal berhak apa manusia sombong? Manusia ini kecil, hanya 1/7 milyar dari seluruh penduduk bumi. Bumi sendiri bahkan cuma 1/juta trilyun dari seluruh benda langit. Manusia secara praktis hanya sebutir debu di alam semesta yang tak ketahuan ujungnya ini.



---cuplikan kitab "Taisirul Khollaaq", pada suatu kajian sore bersama anak-anak pesantren El-Jasmeen, Singosari, Malang :)

"We were put in this world, not to impress anyone, but to prepare for eternity" -@nadiyyafz

Tuesday, January 22, 2013

Ma Soeur

My sister (soeur in french) has always been the closest person to me, beside ummi of course. We've been together for, what is it, 18 years? whew, who knows we can stand each other that long? wkwk.

So, few days ago she had her 18th birthday. That moment when i realized how old she is, i was like, God she's a woman now! True that i've been watching her grow from that skinny, cheerful little girl to be the quiet, full-of-surprise, and not-that-skinny young lady she is now, but still, i'm amazed of how quickly we've left our joyful childhood.

As a kid, i used to envy my sister. She always was the kind one, while me, i was the selfish type. She  seemed to has more friends than i did, she smiled a lot, she defended me from Mom's yells even when she was fully aware of my wrongdoings, and she was the sweetest sister ever. She still is. (In fact i only have one sister lol)

We fought a lot, yes. When i would not change the TV-channel to her favourite program, when i would not let her has the bigger slice of cake, when she defeat me at one Bekel game, when she was so slow she made us late to school,... We have our own fair-share in upsetting each other, yet i cannot get angry with her for too long. We eventually will made up, usually she was the first to offer a friendly hand. Big sisters are too proud to apologize, aren't they? :)

I remember that days when we used to watch Scooby Doo at maghribs sneakily, and quickly turned off the TV when we heard Mom or Dad's arriving, then put on innocent faces, and ask them to join us Pray Maghrib. Now who can get suspicious of two sweet, innocent little girl? :p
Or that time when we sat together miserably on School grounds, waiting for Mom and Dad to pick us, while Mom thought Dad already has and Dad though Mom already has, and we wait and wait until past Maghrib. Ha ha, even then, our teachers known us as "that sisters whose parents often picked them up late" :")
Or that rushed mornings we clung on to Dad while he rode the motorcycle at top-speed, and still, we made Pak Luqman frowned at us for getting late to school, AGAIN. We earned another nickname "that sisters who always come late to school"

Now, despite the fact that she's grown up, i still feel this sorta attachment to her. That's why when she said she wanted to go overseas, a part of me whispered "No, dont go away from me". I dont want her to go, to tell you the truth, but that's because my own selfish reason to keep her close. Yet, love wins. I didnt have the heart to tell her straightly "dont go". I just smile a lot, pray for her best, and support her, and tell her to do the best she can do. Guess that's love speaking. As long as the person you love is happy, you're bound to be happy for them too. And that's what i felt with her. :)

18 years together, she still surprise me sometimes. Blame it on her brilliant right brain and her sincere heart. I like her drawings, though i always wonder why she cant be this good at math as she can do draw. But i guess people have their own upsides and downsides. And for all of that, i love my sister, no matter how often she get lost or how proud she is to not ask for help. I know she loves me too, although she doesnt show it much. But love doesnt need to be shown, does it? You can feel pure, sincere love with your heart :)

"Happy birthday to you, just be happy forever and may we always be together in the hearts."

Like people say


Friends can come and go, but sisters never seem to leave




Monday, January 14, 2013

Suku Bubuhu

Dulu, saat Indonesia masih belum dijajah Belanda, banyak kerajaan menduduki kepulauannya. Salah satunya kerajaan Buana di pulau antah berantah. Kerajaan Buana diperintah oleh seorang Raja yang tegas dan adil, ditemani Patih yang sangat bijak. Sang Raja sangat mempercayai Patihnya, dan tidak pernah memutuskan sesuatu apapun tentang kerajaan tanpa mendiskusikannya dengan Patih terlebih dahulu.

Suatu hari, Raja sedang bersiap-siap melakukan perburuan rutin ke Hutan. Namun karena daerah berburunya kali ini belum pernah dijamah manusia, ia ingin ditemani Patih. Patih pun setuju untuk menemani Raja berburu. Maka berangkatlah Raja, Patih, dan beberapa prajurit pilihan ke Hutan Cakra Kencana.

Setelah beberapa kilometer berkuda, tiba-tiba ada sesuatu yang berkeresek di lantai hutan. Raja, mengira itu buruan yang besar, segera mengejarnya, diikuti Patih dan para prajurit. Ternyata, makhluk yang menimbulkan bunyi itu bukan hewan buruan, melainkan seekor ular yang sangat besar dan tampak galak. Raja pun sigap mencabut pedangnya. Namun ular itu lebih sigap dari Raja. Tepat sebelum Raja menebas kepalanya sampai lepas dari tubuh panjangnya, ia sudah lebih dulu menancapkan sepasang taring berbisa ke kelingking Raja.

Raja melenguh kesakitan dan melihat jari kelingkingnya bengkak. Patih seketika tahu, ular yang menggigit Raja bukan ular biasa, melainkan ular yang bisanya mematikan hanya dalam beberapa menit.

"Cepat, Raja, sebelum racun ular itu menyebar ke tangan Paduka, segera potong jari kelingking Paduka!" saran Patih tergesa-gesa.

Raja yang sangat mempercayai Patih pun tanpa berpikir langsung memotong kelingkingnya. Segera saja Raja merasa lebih baik, tidak lagi pusing keliyengan. Namun ia jadi bisa berpikir jernih lagi dan menggerutu sambil berkuda bersama rombongannya, "Alangkah sialnya aku, bukannya dapat buruan, malah digigit ular dan kehilangan jari kelingking pula"

Sang Patih yang bijaksana menyahut "Ah Paduka, yakinlah bahwa semua ini pasti ada hikmahnya, termasuk juga kelingking Paduka yang terputus"

Mendengar itu Raja semakin kesa; "Gara-gara kau, Patih, aku jadi memutuskan jariku. Beraninya kau bilang ini semua akan berguna. Prajurit, jebloskan Patih tak tahu diri ini ke penjara!"

Patih yang bijak itu hanya tersenyum lemah. Ia dan beberapa orang prajurit kembali ke istana untuk memasukkannya ke dalam penjara. Sementara itu, Raja dan prajurit sisanya kembali melanjutkan perburuan ke hutan yang lebih dalam lagi.

Semakin jauh mereka berkuda, tanpa sadar, mereka memasuki wilayah Suku Bubuhu yang primitif dan menganut waham animisme. Tiba-tiba saja mereka sudah terkepung dikelilingi para anggota suku yang bertampang buas dan liar.

"Asyik sekali, hari ini dapat banyak untuk persembahan pada para Dewa dan Roh. Ayo kita bawa ke KepSuk (kepala suku, red.)" kata salah seorang di antara mereka.

Raja dan prajuritnya yang hanya sedikit tidak berdaya melawan Suku Bubuhu yang jauh lebih banyak daripada mereka. Pasrah saja mereka digiring ke hadapan KepSuk Bubuhu. Anggota suku Bubuhu liar-liar dan jelek-jelek. Benar saja, KepSuknya ialah yang kelihatan paling liar dan paling jelek. Sang KepSuk agung itu tampak senang sekali melihat Raja dan prajuritnya. Namun saat memeriksa Raja, ia mendadak marah.

"Yang ini jarinya tak utuh! Kelingkingnya hilang! Lepaskan saja, daripada kalau kita korbankan dia malah bawa sial nantinya!"

Raja pun dibebaskan. Tidak percaya dengan keberuntungannya, Raja segera berkuda dengan kecepatan penuh kembali ke istana, dan tanpa membuang waktu lagi ia turun ke penjara bawah tanah menemui Patih.

"Paman Patih, maafkan aku. Ternyata memang benar putusnya kelingkingku ini menyelamatkanku dari Suku Bubuhu yang mau mengorbankan aku buat Dewa mereka. Terima kasih sudah menyarankan memutuskan kelingkingku,  Paman!" kata Raja sambil sesenggukan.

"Sudahlah, Paduka. Hamba juga berterima kasih sekali pada Paduka,.."

"Loh, kok kamu juga berterima kasih, Paman Patih?"

"Ya kalau saja Paduka tidak menjebloskan hamba ke penjara ini, tentu hamba juga sudah jadi korban Dewa Suku Bubuhu"

Keduanya tertawa, dan sejak itu, Raja semakin menghormati Patihnya dan tidak pernah lagi meragukannya.


disadur dari "Pesantren Dongeng" by Awang Surya. hikmahnya? :)

Sunday, January 13, 2013

Books!

Buku adalah jendela dunia. Menyadari pentingnya buku dan membaca, orangtua saya sudah mengajari saya membaca sejak usia 2tahun. Yap, 2 tahun. Jadilah saya dulu cerewet sekali pas kecil, semua tulisan di jalanan dibaca haha (masih teringat saat2 itu). Dan sampe sekarang, saya juga masih suka sekali buku dan membaca, meskipun makin kesini makin jarang seiring sempitnya waktu. Tapi dalam kesenggangan pun saya masih suka main ke Gramed matraman, atau pinjem buku sana-sini dan membaca. Apa saja.

Memang saya perhitungan kalo soal pengeluaran untuk buku. "Kalo bisa pinjem atau download, ngapain beli?" gitu pikir saya. Jadi saya tidak pernah melewatkan event bookfair (yang alhamdulillah cukup sering di Jakarta) di mana buku-buku baru berkualitas bertebaran dengan harga semiring-miringnya harga. Termasuk juga bookfair yang kemaren ini, bertajuk "Pesta Buku Murah" di Istora Senayan. Buku yang ditawarkan bener2 murah dan lumayan, saya sampe lamaaaa banget memutuskan buku mana yang akan dibeli. Inilah oleh-oleh dari Senayan setelah saya sesorean-sampe-malam muterin Istora (itupun belum semua stand terhampiri!)


1. Mochtar Lubis "Harimau! Harimau!" (33rb)
Bukunya sastra Indonesia yang sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, dan sering keluar di soal UN Bahasa Indonesia. Beli (niatnya) buat seorang temen yang suka buku sastra :)

2. Mark Twain "The Adventures of Tom Sawyer" (17,5rb)
I'm really into classic readings! Salah satu karya klasik Mark Twain tentang seorang bocah dan temannya yang berpetualang menemukan filosofi hidup (ohya? haha)

3. Awang Surya "Pesantren Dongeng" (12,5rb)
Cerita tentang seorang "kiai" dan 3 muridnya yang suka mendengarkan sang "kiai" mendongengi mereka dengan banyak kisah yang berhikmah namun tanpa kesan menggurui. Bagus! Terus ternyata pas buka plastiknya, kata pengantarnya dari Prof Samsu FKUI :p Terus ternyata pengarangnya wong Lamongan haha

4. Syaikh Abdul Qodir Al-jailani "Sirrul Asrar" (15rb)
Kitab klasik dari ulama muslim jaman duluuu bangeett. Saya sadar pengetahuan agama masih kurang banget, sementara di akhirat nanti kan yang ditanya bukan masalah Kesehatan Respirasi atau siapa sahabat Tom Sawyer. Jadi saya mencoba membaca kitab ini. Dibaca sekilas kemarin sih bagus, semoga ngerti :")

5. Dr. Nizar Abazhah "Sahabat-Sahabat Cilik Rasulullah" (12,5rb)
Buku tentang bagaimana kehidupan Rasulullah bersama anak-anak. Sebagai umatnya tentu kita harus banyak membaca mengenai beliau dan kehidupannya yang penuh teladan dong :)

Itu, sama beberapa buku lagi dari yang juga kudapat beberapa hari sebelumnya dari bookfari yang sama (yes, aku ndatengin bookfair ga cukup sekali)

6. Alexandre Dumas "The Three Musketeers" (7500 aja loh!)
Satu lagi novel klasik tentang D'Artagnan si pemuda kampung yang bersahabat dengan 3 orang musketri. Banyak intrik politik, bela negara, persahabatan, dan,...cinta.. .__.

7. Komik Dan Detective School 10,12,19 (@5rb)
Biasalah, melengkapi koleksi haha

Sayangnya yang nomor 6 dan 7 aku gaminta nota. padahal kan kalo total pembelian 100rb dari stand manapun, bisa dapet undian berhadiah segunung buku. Bukunya bener2 segunung looh menumpuk luber-luber! Segunung! #gasantai #padahal #belumtentudapet

Ok itulah koleksi buku terbaru yang siap menghiasi rak buku Muthia (padahal gapunya rak buku > wishlist 2013)
Membaca, enlightening minds, expanding horizons! (hayo slogannya apa?)

Saturday, January 12, 2013

Brave

To be brave does not mean to not fear anything
But to be brave means overcome your fear with head held high.

Tuesday, January 1, 2013

Good Old Times

One bad (actually good) thing about boarding school is, you can never move on from the lots you befriended there.

It is far past my glorious high school years. I've met many new people, acquainted some, befriend some, and get close to some. But none of them can really replace my high school buddies. Maybe it is for the teenage hormones or crazy memories, but i think most of the credit goes to the fact that i was exposed 24/7 to these people; we're boarding-schooled, what more can we say? :p

I spent this New Year's Eve on my friends' place, a nice-but-smells-cow house in the midst of Depok. Last NYE i also spent it there, guess it'll be some kind of tradition for us. Before we're graduated from university, before we really go our (each) own way at last, might as well spend times together, while we're still be able to make it.

It's not very rare for me to hang-out in Depok, since it's just 40min away with KRL. I still feel some unexplained attachment to my friends there, a feeling i can't describe. I just love being back with them and chit-chatting about the good old times, about our young, careless years in our very-beloved boarding high-school. Most interesting topic talked is probably about update of our dreams, and, well, crushes.

We're 20 now (most of us. I myself still is a child by the law :p), and only a few of us got a serious boyfriend. Of course, we're told not to have such a "boyfriend" because that's just inappropriate. But crushes, well, you can't ignore that you, at some point, deep inside, have 'em, can you? "cause it's just natural :) and that's what we do. Talks about crushes can never be boring. It popped up anywhere and anytime we're together, even in the mid of our UNO games. And that made me realize, even if we move on from our high-school crushes, they do have special place in our hearts, regarding the way we're still happily talking  and tease each other about them (what i'm talking duh). Like the last night, we talked about our old friend and his new GF (also our old friend) and how we see it. ok now really, what i'm talking?

My point is, crushes is not something you confide to anyone, only to some trustworthy friends, right? (except if you're some sort of drama queen who whine to everyone you meet, of course) That we still constantly tease and update about each other means we're still good pals deep inside. I have to admit, no one, not even my college best-friend, can replace my high-school pals, in that way. I LOVE YOU guys, i do. I hope our sort of friendship will last forever and after :")

good old times



dedicated to A,R,M,N,H,D,U,F and all of ya high-school buddies.