Friday, May 10, 2013

Yang di Atas

Gerhana yang diharapkan memang tidak terlihat pagi ini, semata karena gerumbul mendung di timur cakrawala. Tapi tak ayal aku setia menunggu di tepi sungai kecokelatan, di depan rumah orang pula, sampai dicurigai mungkin karena berdiri tak jelas juntrungannya. Sudah lewat dari perkiraan jam gerhananya memang, tapi entah apa ada yang menahanku untuk tetap berdiri di sana. Kalo kata seseorang, i'm the definition of perseverance. Haha, mungkin ya.

Tak sia-sia aku ongkang-ongkang bersama belasan kelelawar yang baru pulang dari perburuan malamnya. Lembayung berubah menjingga, sampai akhirnya berwarna keemasan cantik luar biasa. Bola sekuning mentega itu pun akhirnya mengintip malu di balik belantara awan, memaksaku untuk menyempitkan pupil dan kelopak mata. Bentuknya bulat sempurna, tidak seperti cincin yang kuharapkan. Tapi itu tak sedikitpun mengurangi kecantikan dan keluarbiasaannya. Bayangkan kau mengikuti langit sejak gelapnya, semburatnya, sampai terangnya. Seolah kau ikut berotasi bersama bumi, menyaksikan pergerakan semu harian matahari. Sehari-hari memang terjadinya, tapi sungguh sedikit orang yang peduli untuk menontonnya

Kita manusia ini seringkali terlalu sibuk dengan cahaya keduniawian di bawah sini, sampai lupa pada kemilau yang lebih indah di atas sana. Oleh ribuan bintang saat cerahnya langit malam, oleh mistisnya bulan kala purnama, oleh lembutnya matahari ketika terbit dan terbenamnya. Kita baru ingat kita punya langit, jika gerimis sudah mulai turun dan kita menggerutu karenanya, mengingat cucian di rumah yang belum diangkat.

Perlulah sesekali kita tengadah, membiarkan rintik hujan menyapu segala keletihan dari wajah kita. Atau naik ke puncak atap di akhir malam, di mana kita lebih tinggi daripada angkuhnya pencakar langit yang sudah memadamkan lampunya. Lalu bicaralah pada bintang yang siap menampung segala rahasiamu dan berkelip menanggapi. Atau pandangi saja temaram bulan sabit, yang lengkungnya seolah tersenyum padamu saat semua orang terlalu sibuk dengan buminya.

Tak perlulah kuingatkan, siapa yang menciptakan dan memperjalankan makhluk-makhluk langit itu untukmu? Sebut namaNya, dan dijamin ketenangan lah yang akan kau rasa :)

No comments:

Post a Comment