Tuesday, November 1, 2011

Questioning Faith

Belajar dari Ibrahim
Belajar taqwa padaNya
Belajar dari Ibrahim
Untuk mencintai Allah


Terngiang di telingaku nasyid Snada di atas, lirik yang sering sekali kudengar di masa kecilku dulu. Rupanya masih ada ingatan tentang nasyid ini, tiba-tiba menyeruak dari girus-girus hippokampus ku.


Beberapa hari ini, aku merasa jadi orang yang sangat jahat. ga enak dilihat. Mukaku masam terus kalo ketemu orang. Tak lain tak bukan, karena kerjaanku minggu ini banyaaaak sekali. aku bingung harus mulai dari mana. Ditambah lagi masalah macam hpku hilang. Belum ga dapet tiket buat pulang padahal sudah direncanakan matang-matang. Belum lagi moodswing PMS yang memperparah suasana.


Tiba-tiba aku mendengar tentang Nabi Ibrahim. Beliau ini adalah bapaknya Tauhid, bapaknya Keimanan. Pasti pernah dengar ceritanya, Nabi Ibrahim yang sudah sekian lama menanti anak, begitu punya anak malah diperintahkan untuk ditinggalkan di suatu tempat yang sama sekali ga ada orang, panas, terik, ga layak huni. Bapak mana yang tega? Ibu mana yang ga marah diperlakukan seperti itu? Siti Hajar pun sepanjang jalan bertanya "Ya Ibrahim, kamu tega ninggalin saya?" 


Kalo manusia biasa sih pasti ga akan tega berbuat begitu, meninggalkan istri dan bayi yang masih merah sendirian, tanpa bekal yang memadai. Namun begitu diberitahu bahwa ini perintah Allah, Siti Hajar pun langsung diam dan tidak bertanya-tanya lagi. "Kalau itu memang perintah Allah, aku yakin Ia tidak akan menyia-nyiakan hambaNya yang mematuhiNya". 


Subhanallah, inilah yang namanya keimanan sejati. 
Aku miris kalo teringat diriku sendiri. Katanya aku beriman,
Tapi apa? Baru kehilangan hp dua aja sudah sedihnya minta ampun, malah berani mempertanyakan keputusanNya. Kenapa sih Allah begitu kejam, mengambil dua hpku dalam waktu begini singkat? Padahal Allah itu tidak akan pernah sekalipun menyia-nyiakan hambaNya, buktinya aku masih dipinjami hp lewat Tiara. Padahal cuma hp loh. Bukan laptop, bukan kamar, bukan adik satu-satunya, bukan abi, bukan ummi. Bandingkan dengan Ibrahim yang meninggalkan anak istrinya, tanpa tahu apakah akan bertemu lagi di saat sedang senang-senangnya akhirnya punya momongan.


Katanya aku beriman,
Tapi baru dikasih cobaan kehabisan tiket aja udah mangkel, udah bermuka masam sama orang-orang yang sebenarnya ga ada hubungannya. Padahal pasti Allah tidak akan menyia-nyiakanku, ada rencana lain yang dia siapkan. Barangkali aja nanti dapat tiket gratis? atau justru ummi yang kesini? Who knows?


Subhanallah memang, 
masih berani diri ini merasa beriman dan bertaqwa
padahal baru dikasi cobaan secuil aja uda merutuk dan berani-beraninya mempertanyakan kehendak Allah, yang notabene Maha Tahu Maha Kuasa Maha Berkehendak.


Pada Allah mengaku cinta
Walau pada kenyataannya
Pada harta, pada dunia
Tunduk seraya menghamba


Malu pada bapak para anbiya
Patuh dan taat pada Allah semata
Tanpa pernah mengumbar kata-kata
Jalankan perintah tiada banyak bicara

No comments:

Post a Comment