Saturday, July 30, 2011

Menyambut Ramadhan di Petamburan tak lepas dari Islamic Networking

beberapa hari ini saya sibuk sekali mengurus penelitian saya buat tugas kampus, sampai2 blog ini hampir terbengkalai. Saya kaget aja postingan bulan juli kok dikit sekali, ternyata karena memang saya sering kecapekan sampai ga minat menulis.

Namun alhamdulillah hari ini saya menemukan inspirasi untuk tulisan saya. Tidak lain saat saya tadi sedang mengambil data responden penelitian saya di kelurahan petamburan, jakarta pusat. Penelitian saya tentang
Perilaku Masyarakat Lingkungan Kumuh di Petamburan Mengenai Masalah Kesehatan Respirasi. Jadi untuk memvalidasi kuesioner saya, terlebih dahulu saya harus mengujicobakan kuesioner tersebut pada 30 orang warga Petamburan.


Sebenarnya tugas saya cukup menyenangkan, karena bisa banyak berinteraksi dengan warga. Namun yang (cukup) mencapekkan adalah saat warga tidak berkenan menjadi responden sehingga saya harus jalan lagi nyari responden lain hehe...capek juga sih, banget malah :p


Yang unik, tadi saya sedang berjalan di suatu gang gelap khas lingkungan kumuh. saya melewati sebuah rumah yang cukup bersih dan lenggang, namun ramai orang memasak. Karena ibu-ibu sedang sibuk memasak, saya tidak berani menanyai mereka.

Saya pun menghampiri Bapak yang ada di pintu, memperkenalkan diri sebagai mahasiswa FKUI yang sedang penelitian, dan alhamdulillah beliau mengajak saya duduk di dalam rumahnya.
Sambil menjawab-jawab pertanyaan saya mengenai kebiasaan sehari-hari rumah tersebut, saya memperhatikan ibu-ibu yang sibuk di dapur. Bapak rupanya menangkap mata saya dan menjelaskan bahwa mereka sedang mempersiapkan buat ruwatan.

"Ruwatan itu kebiasaan di sini kalo mau Ramadhan, jadi kaya syukuran gitu" kata Bapak.

Saya terkesan dengan perkataan Bapak tersebut. Karena saya belum pernah menemui kebiasaan seperti ini. Yang saya tahu, ruwatan itu kebiasaan orang Jawa yang suka mengadakan syukuran di berbagai kesempatan, misalnya 40 harian, 100harian, dan banyak lagi. Saya yang orang jawa saja juga ga hapal. Tapi ternyata di sini, di jakarta juga ada kebiasaan seperti itu, khususnya untuk menyambut Bulan Suci Ramadha
n. Luar biasa memang Ramadhan, belum datang saja sudah diadakan syukuran.

Syukuran seperti ini menurut saya sarana yang baik sekali untuk silaturahmi orang-orang. Melihat ibu-ibu di dapur itu saya senang, karena mereka tampak gembira bekerja sama memasak makanan yang lezat untuk dibagikan kepada orang-orang sekampung.
Sungguh suatu contoh network Islami yang baik.

Meskipun warga di sana jarang yang saya dapati memakai kerudung (maksutnya yang alim-alim banget), namun mereka menunjukkan ciri-ciri persudaraan Islam yang baik. Misalnya saja mereka ramah menyambut saya yang notabene orang asing untuk duduk dalam rumah mereka, bekerja sama memasak untuk orang banyak, juga saling tersenyum dan menyapa di jalanan.


teman saya mewawancarai responden
Seringkali kita memang tersibukkan oleh kehidupan kita sendiri, namun kita tidak boleh lupa juga tetap menjaga hubungan yang baik sesama muslim, terutama muslim yang sering berinteraksi dengan kita misalnya tetangga. Karena hubungan yang baik antar tetangga bisa menciptakan lingkungan yang tentram dan kekeluargaan. :)
teman sekelompok penelitian saya (numpang narsis hehe)

No comments:

Post a Comment