Selalu menarik kalo mendengarkan cerita ummi tentang ibu-ibu jamaah pengajiannya. Kali ini tentang seorang ibu-ibu yang suka bertanya dengan dramatis, dan nanyanya itu suka sambil -maaf- pamer. misalnya,
"OOOh iya itu juga cocok sekali sama saya,bunda. Saya kan pernah mau solat, tapi kebetuan di mobil yang ijo itu ga ada mukenanya, soalnya mobil yang item lagi dipake suami. jadi ya di mobil itu ga ada rukuh nya, bun. saya lagi jemput anak saya les di Yamaha. Terus nyari2 musholla di Griyashanta deket Yamaha itu .... blablabla"
"Suami saya kan pegawai senior, jadi pegawai junior pada suka berkunjung ke rumah saya. Kan saya jadi ngasih mereka uang bun, itu ga sedikit Bun, satu orang tu bisa 500, dan itu orangnya juga ga sedikit bun,...bablabla"
"Bun, mau nanya zakatnya berlian berapa ya Bun? Masa ada temen saya, berliannya banyak banget, berlian kaya punya saya ini bagi dia ga ada apa-apanya Bun"
"Pembantu saya Bun, uda 9 tahun ikut saya, punya utang di saya belom dibayar2. ada kali 8 juta"
dan semacamnya
Ibu-ibu lain di jamaah tersebut pun jadi resah dan gelisah mendengar si Ibu berbicara demikian.
Apalagi ummi berceritanya dengan menggebu2, saya dan abi yang ngedengerin ya ketawa2 saja, ngebayangin gimana suasana kajiannya saat si Ibu muai berbicara hehe
Mendengarkan kisah satu ini, ummi dan saya juga jadi kepikiran. Gimana ya caranya mengingatkan Ibu itu dengan halus tapi mengena, soalnya kasihan juga ibu-ibu ain di majelis tersebut yang kegerahan mendengar si Ibu berbicara. Padaha menurut ummi, di majelis itu, ada ibu-ibu lain yang "lebih" daripada si Ibu loh, tapi mereka toh biasa aja kalo ngomong
Memang kalo misalnya punya harta, sebaiknya ga disebut-sebut, justru semaki banyak harta mestinya membuat kita semakin sadar bahwa semua ini cuma titipan. Mobil kita titipan, berlian kita titipan, uang kita titipan, bahkan anak kita titipan, yang kalo diambil lagi sama pemiliknya mestinya kita ga boleh marah, wong kita cuma dititipi kok.
Apalagi kalo kia bershodaqoh untuk orang, aduuh jangan sampai disebut2 kembali di depan orangnya. Itu menyakitkan sekali buat dia. Kalo uda berniat shodaqoh, segera lupakan setelah dikasih, jangan diinget2, apalagi disinggung2. Itu bisa membatalkan shodaqoh kita yang semestinya ganjarannya mencapai 700 kali... Sayang banget kan
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusah shodaqohmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya' kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Alah dan hari akhir. Perumpamaannya seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh apapun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Alah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir" (QS Al-Baqoroh 264)
No comments:
Post a Comment